Pemakaian body kit supaya tampilan kendaraan jadi lebih ciamik jadi hal lumrah dalam dunia modifikasi. Melainkan perlu diingat, material pembentuk body kit memastikan kualitasnya.

Berdasarkan Yosef Bee selaku punggawa H2O Bodyworks, terdapat tiga material yang umum diaplikasikan untuk membuat body kit, adalah fiberglass, polyurethane atau lazim disebut plastik dan karbon. Masing-masing material memiliki kelebihan dan kekurangan.

Fiber yaitu material paling populer. Soalnya, material ini terbilang murah serta cukup mudah untuk diwujudkan. Tetapi, fiber mempunyai kekurangan dari sisi energi dan kelenturan. Di mana seandainya terkena benturan yang tidak terlalu keras berisiko mengalami kerusakan.

"Untuk mengetahui material fiber bisa dilihat dari teksturnya yang berserat," terang Yosef.

Plastik juga cukup sering diaplikasikan untuk membikin body kit, bakal tetapi material ini memiliki dua varian, merupakan biasa dan acrylonitrile butadiene styrene. Perbedaan keduanya cukup signifikan, bagus dari segi kwalitas ataupun harga.

Di mana plastik awam lebih gampang pecah serta rigid, walaupun plastik ABS tidak gampang pecah dan fleksibel. Perbedaan hal yang demikian membikin plastik ABS dibanderol cukup mahal, malah kebanyakan body kit yang terbuat dari material ini tak diproduksi secara lokal melainkan diimpor.

"Rata-rata bodykit yang dipasarkan di Indonesia yaitu plastik lazim. Dari segi harga body kit dari plastik ABS itu mahal, karena dari progres pembuatan dan materialnya memang mahal. Untuk mengetahuinya bisa melaksanakan tes kelenturan dan lazimnya body kit dari plastik ABS bakal memiliki kode material di belakangnya," jelas Yosef.

Meskipun karbon yakni material yang jarang digunakan karena harganya yang betul-betul mahal. Cek informasi mengenai bodykit malang.

Material tersebut tak cuma mempunyai keunggulan dari segi daya, melainkan juga beban yang jauh lebih ringan dari kedua material di atas. Kemampuan itu pastinya bakal memberi pengaruh daya kerja kendaraan.